FAKTA-FAKTA RAMADHAN
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (
QS. Al Baqarah : 183 )
Ramadhan adalah bulan nan spesial bagi setiap mukmin. Pada bulan ini,
pahala dilpatgandakan sehingga yang mubah pun bernilai setara sunah,
yang sunah bernilai setara wajib., dan yang wajib kian berlipat.
Dosa-dosa yang terjadi dari Ramadhan tahun lalu hingga Ramadhan ini
terampuni, tentunya dosa-dosa kecil, bila dosa besar harus terlebih
dahulu diawali dengan taubat nasuha. Setiap detiknya begitu berharga dan
tak tergantikan di waktu lain. Karena semua bernilai ibadah. Berikut
fakta-fakta, seputar ibadah ramadhan yang berhasil saya himpun, semoga
menjadi motivasi bagi kita untuk mempersiapkan ramadhan terbaik tahun
ini.
1. Ramadhan Bulan Kemudahan Ibadah,
Uniknya ramadhan adalah kemudahan ketika melakukan ibadah jadi terasa
lebih ringan. Betapa saat kita di luar bulan ramadhan mentargetkan 1,5
juz sehari atau khatam dalam 3 bulan, syarat minimal yang seharusnya
mampu dilaksanakan seorang kader. Kadang tidak terpenuhi. Beragam alasan
sering mewarnai mulai dari kesibukan aktivitas dan sebagainya. Tapi
beda saat ramadhan, khatam al Quran 2 kali dalam sebulan adalah hal yang
biasa dan mudah. Karena memang pada bulan ramadhan, setan-setan
terbelenggu dan terkunci dalam neraka. Sehingga tidak ada yang
membisikkan keburukan kepada manusia. Semakin ringan langkah dalam
beribadah.
Apabila tiba bulan ramadhan, dibuka pintu-pintu surga dan ditutup neraka serta syetan-syetan dibelenggu ( HR. Bukhari-Muslim)
2. Melatih Pengendalian Diri Karena Sabar itu Manis
Masih ingat iklan sebuah minuman penyegar versi Ramadhan yang
menampilkan KH. Zainuddin MZ sebagai bintangnya. Saya masih ingat dan
cukup hafal dialognya. “Puasa Ramadhan itu melatih pengendalian diri, masih banyak…………..” tidak perlu saya teruskan ya, karena memang bukan itu fokus utama pembahasann kita. Tetapi ada pada kata pengendalian diri.
Said Hawwa menuliskan dalam kitab nya Al Islam, “Sesungguhnya
pengendalian diri merupakan sesuatu yg penting bagi manusia. Ia mutlak
dibutuhkan setiap orang. Setiap orang pasti setuju akan hal itu. Karena
apabila setiap orang tidak mempunyai pengendalian diri dan mereka
menurutkan saja semua ingin hawa nafsunya dan ia bisa bisa memenuhi dan
melampiaskannya, maka ini adalah indikasi bahwa kehidupan manusia di
dunia ini tidak akan berlangsung lama, kehidupan manusia akan berakhir
hanya dalam beberapa saat saja karena kehidupan akan berubah menjadi
suatu malapetaka yang tidak akan mampu untuk ditahan.”
Masih ingat ulasan saya tentang keseimbangan dan perintah untuk tidak merusak keseimbangan itu?
“Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu.” (QS. Ar Rahman : 9 )
Lawan dari keseimbangan adalah keberlebihan atau berlebih-lebihan. Dan berlebih-lebihan adalah sifat setan.
“Sesungguhnya seorang yang berlebih-lebihan itu adalah saudarnya setan” (QS. al-Isra:28).
Dan melalui puasa, Allah men-tarbiyah kita untuk lebih mawas
terhadap keseimbangan diri. Lebih mawas untuk menahan dan mengendalikan
diri. Untuk mendekati yang halal saja harus menanti hingga bedug adzan
maghrib berkumandang. Diharamkan sementara waktu, harus ditahan
keinginan untuk makan, minum, berhubungan suami istri. Dan inilah
hikmahnya saat seseorang berhasil mengendalikan diri dan menjaga
keseimbangan dirinya. Maka saat waktu nya tiba semua akan indah dan
nikmatnya pun bertambah. Tapi bila kita gagal mengendalikan diri, maka
petaka lah yang akan menghadang. Seperti seorang yang gagal
mengendalikan nafsu syahwatnya terhadap wanita hingga terlampiaskan pada
yang tidak halal kemudian harus menangung akibat penyait kelamin
tertentu. Atau seorang berlebihan mengkonsumsi gula karena tak mampu
kendalikan diri hingga ia menderita diabetes dan harus disuntik insulin
setiap saat. Inilah hikmahnya inilah indahnya sabar dan mengendalikan
diri.
3. Ramadhan Melatih Kepekaan Sosial
Mengapa Ramadhan di penghujungnya diperintahkan untuk mengeluarkan
zakat fithrah berupa memberikan bahan pangan kepada mustahik. Kemudian
bagi yang berhalangan untuk menunaikan puasa, ada perintah untuk
membayar fidhyah, memberi makan pada fakir miskin. Semua itu karena
Ramadhan adalah bulan pelatihan bahwa tak sekedar cukup menjadi sholeh
sendiri, tapi juga harus mampu mensholehkan lingkungan. Dan musuh dari
kesholehan adalah kekafiran, pintu awal kekafiran adalah kefakiran. Dan
kemudian metode pendidikan yang paling tepat disetiap pelatihan adalah
pendidikan dengan mengalami langsung. Learning by doing.
Untuk bisa mensholehkan lingkungan, maka harus terbentuk terlebih
dahulu kepekaan. Sehingga sesuatu itu menjadi urgent atau penting untuk
dirinya. Nah, sarana untuk melatih kepekaan adalah dengan turut
merasakan apa yang orang lain rasakan. Seperti sebuah program televisi
“Jika Aku Menjadi” , merasakan secara langsung kehidupan orang-orang
yang termarginalkan dari sisi ekonomi. Ramadhan pun demikian, ia
disetting untuk melatih kepekaan setiap mukmin untuk dapat merasakan
kekurangan orang lain. Saat Ramadhan, perut dilaparkan maka saat itu
kita belajar betapa berharganya sebuah suapan nasi. Betapa berharganya
keringat ayah, keringat suami yang mencari nafkah. Merasakan derita kaum
dhuafa yang merintih lapar. Maka terketuk lah nurani-nurani yang
disemaikan iman. Lahirlah sebuah kepedulian.
Ibnu Abbas berkata “ Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitri untuk
mensucikan jiwa orang yang telah berpuasa dari kesalahan dan perkataan
kotor serta untuk memberi makan orang-orang miskin.” ( HR Nasa’i, Ibnu Majah, Daruquthni, Al Hakim, hadits ini shahih)
4. Ramadhan, Melatih Kesiapsiagaan
Mengapa puasa wajib yang diberlakukan terhadap umat muslim nan
beriman, ditetapkan pada bulan Ramadhan yang menggunakan penanggalan
qamariyah, yang perhitungan harinya berdasarakn peredaran bulan
mengorbit bumi. Saya mengambil argumen dari buku yang ditulis Said
Hawwa. Alasan pemilihan penanggalan qamariyah, karena kekonsistennya.
Bulan beredar mengorbit bumi, sementara penanggalan syamsiyah yang
dijadikan patokan adalah bukan berdarnya matahari, melaninkan gerak semu
matahari. Karena bumi lah yang beradar mengelilingi matahari. Maka ada
perbedaan hari yang sangat signifikan. Seperti adanya penanggalan
kabisat setiap 4 tahunan. Sementara Tahun Hijriyah yang menggunakan
penanggalan qomariyah nyaris tidak ada perbedaan disetiap bulannya.
Ramadhan berjumlah 29 atau 30 hari, dan 30 hari adalah kondisi force major sebuah kondisi tertentu dimana harus dilakukan pembulatan hari menjadi 30 karena hilal 1 Syawal belum tampak.
Selain itu, Ramadhan yang menggunakan penanggalan qamariyah lebih
pendek dari pada tahun syamsiyah. Maka ramadhan tahun ini lebih cepat
atau maju 11 hari dari Ramadhan tahun sebelumnya. Sehingga jatuhnya
Ramadhan tidak selalu pada musim tertentu. Tapi hampir bisa terjadi di
semua musim. Musim dingin, musim panas, musim hujan, musim kemarau,
musim semi, musim gugur. Apa hikmahnya? Bulan ramadhan disiapkan untuk
menjadikan kita ummat yang kuat dan tangguh. Karena puasa adalah ibadah
wajib yang harus dilakukan meski ia berada di musim yang panasnya luar
biasa atau di musim dingin yang menusuk tulang. Dengan demikian,
menjadikan seorang mukmin untuk senantiasa bersiapsiaga menghadapi
segala macam kemungkinan dan menjadikannya ummat yang tangguh. Ingat,
Perang Badar juga terjadi saat Ramadhan dan umat muslim memenangkannya.
5. Ramadhan, Rehatnya Sistem Pencernaan
Seperti halnya mesin atau komputer, sistem tubuh kita juga memiliki waktu maintenance. Rehat sejenak untuk memeriksa apakah ada sistem yang corrupt
atau ada yang rusak atau sekedar untuk perawatan rutin. Begitu juga
dengan sistem pencernaan dalam tubuh kita. Sepanjang tahun 3 kali dalam
sehari mungkin lebih selalu bekerja mencerna makanan yang diasupkan ke
tubuh kita, nyaris tanpa waktu jeda. Untunglah sistem pencernaan kita
buatan Allah bukan buatan manusia. Klo buatan manusia pasti sudah
sering hang ibarat komputer kalo tidak pernah mati. Dan Ramadhan, adalah
bulan yang disiapkan Allah untuk maintenance sistem pencernaan
kita. Mengkosongkan isi perut, dengan melaparkannnya, atau kalau dalam
bahasa komputer sering kita menyebut dengan disk clean up.
Seorang ahli kedokteran muslim, Al Harits ibn Kildah menuturkan “Perut adalah sarang penyakit dan diet adalah inti obat.”
Nah, dengan berpuasa Ramadhan, kita dilatih untuk hidup lebih sehat
dengan maintenance rutin sistem pencernaan sehingga kinerjanya dalam
mencerna asupan nutrisi yang masuk dapat optimal.
6. Ramadhan adalah Bulan Tarbiyah Madrasah Jiwa
Keunikan dari bulan Ramadhan adalah nuansa keislaman sangat kental
terasa disepanjang harinya. Seperti yang pernah kita ulas sebelumnya
betapa saat Ramadhan terdapat banyak kemudahan untuk melakukan amal-amal
terbaik. Mengkhatamkan al Quran, shalat malam, bersedekah , dsb.
Selain itu atmosfir Ramadhan yang islami, menumbuhkan semangat untuk
lebih dalam mempelajari islam. Masjid-masjid setiap ba’da shalat tarawih
atau ba’da shalat shubuh, atau jelang berbuka puasa diadakan
ta’lim-ta’lim, kajian-kajian, yang ringan dan sederhana. Iklim saling
berbagi tausiyah menjadi mudah ditemui dimanapun. Sehingga layak bila
bulan Ramadhan disandangkan nama sebagai syahrut tarbiyah bulan pendidikan.
Selain itu pada bulan Ramadhan juga merupakan madrasah atau
‘sekolah’. Ada tata krama dan etika yang menyertainya seperti saat kita
bersekolah dulu ada waktu yang telah disepakati dan harus ditaati kapan
mulai pelajaran kapan istirahat kapan waktu pulang dan juga syarat dan
ketentuan tertentu untuk tidak mengikuti pelajaran karena ada udzur atau
halangan. Demikian dengan madrasah Ramadhan.Ada waktu yang harus
dipatuhi kapan memulai berpuasa dan mengakhirinya, ada syarat dan
ketentuan yang harus dipenuhi bila ada udzur yang menyebabkan seseorang
tidak berpuasa karena ada udzur yang syar’i. Semua itu adalah aturan
yang harus ditaati. Dan taat adalah kunci awal ketaqwaan.
7. Ramadhan Melatih Keikhlasan
Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman : “ Kullu ‘amali ibnu aadama lahu illash shiyaam, fa innahu li wa ANA ajzi bihi, Seluruh amalan bani adam adalah untuk nya kecuali puasa, dan Aku (Allah) yang akan membalasnya.”
Disini adalah penekanan pada keikhlasan suatu amal. Amal yang
langsung dinilai Allah. Karena amal ini tidak terlihat secara zhahir
oleh makhluk. Tidak bisa terlihat secara fisik tanda-tanda orang
berpuasa. Berbeda dengan shalat, zakat, haji, sedekah, tilawah quran.
Seorang yang melakukan amal tersebut dapat memanipulasinya perilakunya
misalnya sholat dilama-lamain, tilawah di laguin, sedekah diumumin,
semua akan mengundang kesan, “ Nih lho, amal gue !”, tapi tidak untuk
puasa. Apa yang mau dipamerkan. Tampang yang ngantuk kelaparan? Bibir
yang kering? Bau nafas yang “seharum kasturi”? Tidak, kan? Inilah
istimewanya puasa. Melatih diri untuk beramal tanpa ada rasa rindu puji
atau takut caci. Karena keikhlasan hanya Allah dan kita yang tahu.
Demikianlah fakta-fakta yang menakjubkan dari Ramadhan, semoga
semakin meningkatkan gelora yang membuncah untuk mengisi Ramadhan dengan
amalan dan ibadah yang sebaik-baiknya.
Juli 02, 2012
Pembelajaran remedial
Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan
kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga
mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Untuk memahami konsep
penyelenggaraan model pembelajaran remedial, terlebih dahulu perlu
diperhatikan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
diberlakukan berdasarkan Permendiknas 22, 23, 24 Tahun 2006 dan
Permendiknas No. 6 Tahun 2007 menerapkan sistem pembelajaran berbasis
kompetensi, sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang
memperhatikan perbedaan individual peserta didik. Sistem dimaksud
ditandai dengan dirumuskannya secara jelas standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik. Penguasaan SK
dan KD setiap peserta didik diukur menggunakan sistem penilaian acuan
kriteria. Jika seorang peserta didik mencapai standar tertentu maka
peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan.
Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas,
dimulai dari penilaian kemampuan awal peserta didik terhadap kompetensi
atau materi yang akan dipelajari. Kemudian dilaksanakan pembelajaran
menggunakan berbagai metode seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran
kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dsb. Melengkapi metode
pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media audio, video,
dan audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide,
video, komputer, multimedia, dsb. Di tengah pelaksanaan pembelajaran
atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan
penilaian proses menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan
untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan
peserta didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari.
Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal
berupa ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan
tingkat pencapaian belajar peserta didik, apakah seorang peserta didik
gagal atau berhasil mencapai tingkat penguasaan tertentu yang telah
dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan.
Kapan Pembelajaran Remedial dilaksanakan
Apabila dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaan
kompetensi yang telah ditentukan, maka muncul permasalahan mengenai apa
yang harus dilakukan oleh pendidik. Salah satu tindakan yang diperlukan
adalah pemberian program pembelajaran remedial atau perbaikan untuk
memperbaiki hasil belajar. Dengan kata lain, remedial diperlukan bagi
peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pemberian program pembelajaran
remedial didasarkan atas latar belakang bahwa pendidik perlu
memperhatikan perbedaan individual peserta didik.
Dengan
diberikannya pembelajaran remedial bagi peserta didik yang belum
mencapai tingkat ketuntasan belajar, maka peserta didik ini memerlukan
waktu lebih lama daripada mereka yang telah mencapai tingkat penguasaan.
Mereka juga perlu menempuh penilaian kembali setelah mendapatkan
program pembelajaran remedial.
MAKNA PEMBELAJARAN PAIKEM
Para ahli pendidikan berpendapat bahwa proses pembelajaran di sekolah
sampai saat ini cenderung berpusat kepada guru. Tugas guru adalah
menyampaikan materi-materi dan siswa diberi tanggung jawab untuk
menghafal semua pengetahuan. Memang pembelajaran yang berorientasi
target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat
dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan
masalah dalam kehidupan jangka panjang. Belajar akan lebih bermakna jika
anak mengalami apa yang mereka pelajari bukan mengetahuinya, oleh
karena itu para pendidik telah berjuang dengan segala cara dengan
mencoba untuk membuat apa yang dipelajari siswa disekolah agar dapat
dipergunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari
Pengertian Pembelajaran Paikem
PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inspiratif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Dalam PAIKEM digunakan
prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran berbasis
kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi
pencapaian kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil
pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat
diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.
Tujuan Pembelajaran Paikem
Pembelajaran berbasis PAIKEM membantu siswa mengembangkan kemampuan
berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical
dan creative thinking). Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar
secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah
menarik keputusan, member keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian
ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan
kemurnian (orginality ), ketajaman pemahaman ( insight ) dalam
mengembangkan sesuatu (generating ). Kemampuan memecahkan masalah
merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dalam pembelajaran
pemecahan masalah, siswa secara individua
atau kelompok diberi tugas
untuk memecahkan suatu masalah. Jika memungkinkan masalah
diidentifikasi dan dipilih oleh siswa sendiri. Masalah yang
diidentifikasi hendaknya yang penting dan mendesak untuk diselesaikan
serta sering dilihat atau diamati oleh siswa sendiri, umpamanya masalah
kemiskinan, kejahatan, kemacetan lalu lintas, pembusukan makanan, wabah
penyakit, kegagalan panen, pemalsuan produk, atau soal-soal dalam
setiap mata pelajaran yang membutuhkan an alisis dan pemahaman tingkat
tinggi, Dsb..
Langganan:
Postingan (Atom)