Mei 28, 2011

Cara Gampang Download Video di Youtube Menggunakan IDM!

internet-download-managerIDM (Internet Download Manager) ini merupkan sebuah software yang sangat berguna dalam hal mendownload file di internet. Jika kamu sudah menginstallnya di komputer kamu, maka biasanya file yang ada di situs bisa langsung terdeteksi dan bisa di-download menggunakan IDM ini.
Tapi bagaimana caranya mendownload video di Youtube menggunakan IDM? Selain menggunakan Youtube Downloader, ternyata kita juga bisa menggunakan IDM loh! Bahkan cara ini jauh lebih mudah ketimbang menggunakan Youtube Downloader.
Cara gampang ini harus dimulai dari men-setting IDM itu sendiri. Bagi yang belum menginstal IDM, silahkan download disini.
Jika sudah, ikuti langkah berikut:

Buka IDM kamu
Pilih/klik pada Menu Downloads lalu pilih Options
Pilih File types
Nah setelah muncul kotak berisikan ekstensi file seperti: EXE ZIP ARJ RAR LZH Z GZ GZIP TAR BIN MP3 M4A WAV dsb, tambahkan/ketik huruf “FLV” tanpa tanda petik. Maksud nya adalah menyuruh IDM agar mendeteksi file berformat FLV untuk di download. Nah, file Youtube kebanyakan adalah file video berformat FLV.
Klik OK untuk menyimpan settingan tadi.
Nah selesai, kini kamu bisa mencoba dengan membuka video di Youtube, video apapun terserah kamu. Apa yang terjadi? Setelah membuka file video, maka secara otomatis akan keluar sebuah jendela pemberitahuan dari IDM. Untuk mendownload video tersebut, klik tombol Start Download. Mudah banget bukan?
Dengan menggunakan IDM, men-download video di Youtube menjadi semakin asyik kan

Baitud Da'wah Oleh : KH. Rahmat Abdullah

Suatu malam menjelang fajar, dalam inspeksi rutinnya, Khalifah II Umar bin Khattab mendengar dialog menarik antara seorang ibu dengan gadis kencurnya."Cepatlah bangun, perah susu kambing kita dan campurkan dengan air sebelum orang bangun dan melihat kerja kita."Bu, saya tak berani, ada yang selalu melihat gerak-gerik kita."Siapa sih sepagi ini mengintai kita?" sang ibu balik bertanya. "Bu, Allah tak pernah lepas memperhatikan kita." Khalifah segera kembali dengan satu tekad yang esok dilaksanakannya, melamar sang gadis untuk puteranya, 'Ashim bin Umar. Kelak dari pernikahan ini lahir seorang cucu : Umar bin Abdul Aziz, khalifah kelima.
Tuan & Nyoya Da'wah yang saya hormati, Tentu saja istilah baitu da'wah ini tidak dimaksudkan sebagai rumah tempat warganya setiap hari berpidato. Juga bukan keluarga dengan aktifitas belajar mengajar seperti laiknya sebuah sekolah formal. Ia adalah sebuah wahana tempat pendidikan berlangsung secara mandiri dan alami namun bertarget jelas.
Ada kegawatan yang sangat ketika roda keluarga meluncur tanpa kendali. Saat salah seorang anggotanya sadar apa yang sedang terjadi, segalanya mungkin telah terlambat. "Keterlambatan" itu dapat mengambil bentuknya pada ABG yang asing dari nilai-nilai ayah ibunya, atau ayah yang lupa basis keluarganya oleh kesibukan kerja diluar, atau ibu yang terpuruk dalam rutinitas yang membunuh kreatifitasnya, atau karir yang menggilas peran dan fitrah keibuannya.
Banyak orang merasa telah menjadi suami, istri atau ayah dan ibu sungguhan, padahal mereka baru menjadi ayah, ibu, suami, atau istri biologis. Sangat kasar kalu diistilahkan menjadi jantan, betina, atau induk dan biang, walaupun dalam banyak hal ternyata ada kesamaan. Kalau hanya memberi makan dan minum kepada anak-anak: kambing, ayam, dan kerbau telah memerankan fungsi tersebut dengan sangat baik. Dan, isu sentral "pewarisan nilai-nilai kehidupan" dalam kehidupan mereka tak soal. Buktinya, tak satupun anak ayam yang berkelakuan kerbau atau anak kerbau berkelakuan belut, atau anak kambing berkelakuan serigala. Adalah suatu penyimpangan bahwa ada anak manusia bertingkahlaku babi, serigala, harimau, atau musang.
Tentu saja ini tidak dimaksud mendukung program robotisasi anak yang dipaksa menghafal seluruh program yang dijejalkan bapak-ibunya tanpa punya peluang menjadi dirinya sebagai hamba Allah, karena mereka harus menjadi hamba ayah, hamba ibu, dan hamba guru. Ini tidak ada hubungannya dengan program tahfidz atau apresiasi seni Islami yang menjadi bagian dari sungai fitrah tempat air kehidupan mengalir sampai jauh.

Misteri Berkah
Saat ini ada beberapa keluarga sederhana, dibimbing oleh "intuisi" kebapakan dan keibuan, mendapat berkah dalam mendidik anak-anak mereka. Anak SMU-nya lulus dengan baik, plus hafal 1000 Alfiah Ibnu Malik, rujukan utama gramatika Arab (Nahwu). Lumayan mengagumkan, jebolan SMU menjadi rujukan sesama mahasiswa di sebuah Universitas terkemuka di Negara Arab. Tahun-tahun berikutnya sang adik menyusul dengan hak beasiswa ke sebuah universitas unggulan di Eropa. Lainnya bisa melakoni dua kuliah yang "pelik" : bahasa Arab di sebuah kolese paling representatif sementara siangnya mengambil jurusan Ekonomi. Kemenakannya hafal Al-Qur'an 30 juz menjelang akhir semester delapan di institut teknologi paling bergengsi di negeri ini. Kemenakan lainnya lulus akademi militer angkatan darat tanpa kehilangan kesantriannya yang pekat. Sang bapak jauh dari penguasaan teori ilmu-ilmu pendidikan. Ketika digali hal yang spesial dari kelakuannya, muncul jawaban yang signifikan : Kecintaan keluarga tersebut kepada ulama (dalam arti yang sesungguhnya) dan keberaniannya amar ma'ruf nahi mungkar tanpa harus selalu mengandalkan mimbar tabligh. Mengesankan sekali ucapan Ali Zainal Abidin, cucu Ali bin Abi Thalib, "Barangsiapa meninggalkan kewajiban amar ma'ruf nahi mungkar, maka anak, isteri, dan pembantunya pun akan membangkang kepadanya."
Ternyata memang, keikhlasan seseorang atau keluarga kerap menembus sampai beberapa generasi sesudahnya. Boleh jadi seseorang merasa telah mejadi bagian dari da'wah yang besar dan berkah, tetapi bukan sikap da'I yang dirawatnya. Alih-alih dari membimbing masyarakat dengan fiqh dan akhlak da'iyah, justru sebaliknya, hanya ghibah dan pelecehan yang digencarkannya terhadap masyarakat. Padahal, besar kemungkinan mereka tidak tersentuh da'wah atau tidak mendapatkan komunikasi yang memadai.
Ikhlas, nilai plus yang menembus lintas generasi Keikhlasan yang "naif" Nabi Ibrahim yang rela –demi melaksanakan perintah Allah- meninggalkan istri dan bayinya di lembah yang tak bertanaman di dekat rumah Allah yang dihormati (QS.Ibrahim : 37) menghasilkan bukan hanya turunan nasab yang konsisten, tetapi juga turunan fikrah yang militan.
Ummu Sulaim ibu Anas bin Malik yang begitu stabil emosinya dan begitu mendalam keikhlasannya menerima kematian bayinya, mendapat 100 anak dan cucu, semuanya telah hafal Al-Qur'an dalam usia sangat dini. Itu hasil hubungan yang penuh berkah -ditingkahi doa berkah Rasulullah SAW- di malam yang sangat beralasan baginya untuk "meratapi" bayinya yang tiada. Demikian pula pengkhianatan istri Nabi Luth dan Nabi Nuh –yang karenanya Allah menyebutnya dengan imra-ah (perempuan) bukan zaujah (istrinya)- melahirkan generasi yang sangat berbeda. Yang satu generasi sangat rabbani seperti Nabi Ismail as, yang cermin kepribadiannya membersit dalam ungkapan pekat nilai-nilai tauhid : "'Ayahanda, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu, akan kau temukan daku insya Allah termasuk orang-orang yang sabar." (QS.37:102)
Di seberang lain dengan pongahnya Yam bin Nuh berkata,saat ayahnya mengajak naik bahtera penyelamat, "Aku akan berlindung ke gunung yang akan menyelamatkanku dari air bah." (QS.11:43). Di zaman ketika setiap serigala dengan mudah menyerbu masuk ke rumah-rumah yang tak lagi berpagar dan berpintu, siapa yang merasa aman dan mampu melindungi anak-anak fitrah dari terkamannya? Siapa yang tabah melindungi gelas bening dan kertas putih suci itu dari ancaman yang setiap waktu dapat memecah-hancurkan dan mencemari mereka? Siapa yang tak tergetar hatinya melihat cermin bening yang semestinya ia perhatikan betul raut wajahnya disana, seraya merintihkan desakan suara hatinya dalam sujud panjang di keheningan malam:
"Dan Kami telah berpesan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya mengandungnya dengan susah dan melahirkannya dengan susah. (Masa) hamil dan menyapihnya tiga puluh bulan. Sehingga ketika ia mencapai masa kuatnya dan mencapai usia empat puluh tahun ia berkata : Ya Rabbi, ajarkan daku agar dapat mensyukuri nikmat yang Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan beramal shalih yang Engkau ridhai serta perbaikilah untukku dalam keturunanku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu, dan aku termasuk kaum yang menyerahkan diri." (QS Al Ahqaf: 15).

Mei 27, 2011

Tipikal Fitnah Dari Masa Ke Masa

Islamedia - Kalau mau diperhatikan lebih mendalam, sedikit jeli kemudian mencoba menganalisa, maka hipotesa tentang "tipikal fitnah dalam perjuangan menegakkan dakwah" semakin mendekati kebenaran. Hipotesa ini berangkat dari metode perjalanan dakwah ala Rasul dan Nabi dari kapanpun periode kenabian. Sebuah sunnatullah bahwa perjalanan menegakkan kebenaran dan keadilan, meninggikan nilai-nilai Islam, mewujudkan hukum-hukum Allah di muka bumi selalu mendapatkan tantangan, ujian dan cobaan. Sunnatullah ini berlaku dari mulai manusia pertama: Adam AS yang mendapatkan ujian langsung dari Iblis yang baru saja dipecat dari surga. Tak sanggup menggoda Adam, Iblis menggoda istrinya. Hawa pun tergoda dan keduanya akhirnya turun ke bumi. Iblis dan anak-anaknya pasti akan terus menyesatkan manusia, hingga sangkakala kiamat dibunyikan. Karena Iblis telah bersumpah:
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, (Al-Hijr: 39)
Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, (Shod: 82)
Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, (Al-A'raaf: 16)
Iblis dan anak cucunya benar-benar menjalankan sumpahnya. Fitnah demi fitnah tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia. Namun Allah SWT tidak pernah membiarkan hambanya untuk berjalan sendiri, maka diturunkanlah para nabi dan rasul yang selalu menunjukkan mereka kepada fitrahnya: Jalan Yang Lurus.
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (Ar-Ruum: 30)
Tapi, perjalanan pari nabi dan rasul itu tidak mudah, tidak mulus seperti jalan tol, tidak cepat seperti sambaran petir. Tidak serta merta terkabul layaknya doa-doa dalam sinetron picisan. Tidak juga. Banyak fitnah yang mendera, cercaan, hinaan, dan perlawanan dari musuh-musuhnya. Musuh-musuh Allah. Nabi Nuh AS berdakwah 950 tahun untuk hanya 70 orang pengikut bahkan anak dan istrinya enggan mengikutinya. Ibrahim dibakar Namrudz, Yusuf harus merasakan dinginnya jeruji besi penjara. Zakaria bahkan harus digergaji badannya, Ilyas dipenggal kepalanya, Isa bahkan akan disalib ummatnya jika bukan karena pertolongan Allah yang mengangkatnya ke langit. Dan nabi kita, teladan, junjungan, manusia yang kita cintai, Rasulullah SAW pun mengucurkan darahnya hanya karena beliau dan pendahulunya berkata:
Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus. (Az-Zukhruf: 64)
Dari perjalanan dakwah Anbiyaa wa Rasuul yang bisa kita petik pelajaran, ada 4 tipe fitnah yang selalu berulang-ulang dari masa ke masa di tempat dan pelaku yang berbeda.
Pertama, Fitnah Terhadap Pribadi Pembawa Risalah (Rasulullah dan para Nabi)
Fitnah ini serupa dan selalu berulang di setiap kondisi. Da'i yang menyeru kepada Amar Ma'ruf dan Nahy Munkar seringkali difitnah sebagai orang gila, tukang sihir, ahlul bid'ah, dan cacian lain yang sifatnya personal, fitnah langsung kepada pribadi du'at.
Nabiyullah Nuh dipanggil dengan sebutan orang gila:
Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kamu Nuh, maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: "Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman). (Al-Qamar: 9)
Musa difitnah firaun dengan panggilan orang gila : Fir'aun berkata: "Sesungguhnya Rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian benar-benar orang gila". (Ash-Shu'araa: 27)
Lain waktu, Musa dan Harun difitnah dengan sebutan tukang sihir:
Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan kedudukan kamu yang utama, (Thohaa: 63)
Rasulullah SAW pun tak luput dari cacian ini: Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al Quran kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila. (Al-Hijr: 6) dan disebut dengan sebutan tukang sihir: Kami lebih mengetahui dalam keadaan bagaimana mereka mendengarkan sewaktu mereka mendengarkan kamu, dan sewaktu mereka berbisik-bisik (yaitu) ketika orang-orang zalim itu berkata: "Kamu tidak lain hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir". (Al-Israa: 47) Dan tidak hanya para Rasul dan Nabi yang difitnah secara pribadi dengan sebutang orang gila, tukang sihir, pembohong dan sejenisnya, tapi juga para mujaddiid yang selalu berupaya mengembalikan ajaran Allah ke jalan yang benar, setelah lama bengkok akibat kebodohan para pengikutnya dan penyimpangan yang dilakukan orang-orang yang dianggap 'Alim di kalangan mereka, namun sesungguhnya yang mereka lakukan hanyalah "melanjutkan tradisi dan ajaran leluhur-leluhur mereka" yang melanggarnya berarti pantangan dan akibatnya bisa kualat. Fitnah serupa diterima oleh duat dimanapun berada, KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyyah sempat merasakannya kala awal-awal perjuangan dakwahnya membersihkan masyarakat dari penyakit Tahayul, Bid'ah, Churafat (TBC). Bahkan surau beliau pun harus dirobohkan karena kebodohan masyarakatnya.
Kedua, Fitnah terhadap Isi Risalah
Bila fitnah pertama menyasar kepada pribadi du'at, maka yang kedua ini justru lebih dahsyat lagi. Yang jadi sasaran adalah isi risalahnya, baik Islam itu sendiri dan Al-quran sebagai bukti kodifikasi firman Allah kepada hamba-Nya. Kebanyakan penolakan mereka berasal dari kebodohannya belaka (jahiliyah), ketika terjadi dialog antara Ibrahim dengan Namruz, Namruz menuduh Ibrahim lah yang menghancurkan patung-patung sesembahan mereka, namun Ibrahim mengelak dan justru menantang Namruz untuk bertanya kepada patung yang paling besar, karena dia lah yang tertangkap sedang memegang kapak, lalu Namruz berkata: "Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara". lalu Ibrahim menjawab "Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?" (QS Al-Anbiya: 56 - 64). Jadi sebenarnya mereka tahu bahwa mereka sedang tersesat, dan kesesatannya tidak sedikitpun bermanfaat buatnya, tapi karena kesesatan tersebut sudah mengurat akar dan ada sebagian golongan yang diuntungkan dengan praktik kesesatan tersebut, yang bila kebenaran datang dan kesesatan hilang maka mereka akan merugi secara ekonomis, maka akhirnya mereka memilih untuk menolak kebenaran tersebut. Apalagi kebenaran tersebut tidak didukung oleh mayoritas hanya segelintir orang. Mirip-mirip bukan dengan cerita praktik korupsi di negara kita yang mengurat akar dan menguntungkan pihak-pihak tertentu? Mereka sadar bahwa korupsi adalah salah, tapi mereka belum siap untuk meninggalkannya karena ada potential loss yang akan diderita. Karena itu sekalipun reformasi sudah berjalan, tapi pelakunya relatif belum siap untuk berubah, dan karenanya dalam poin pemberantasan korupsi, reformasi belum bisa dikatakan berhasil.
Kebanyakan, para pelaku jahiliyah tidak pernah mampu mempertahankan argumentasi kejahiliahannya. Sebab mereka berdiri di atas akar yang rapuh. Sebagaimana kegelapan yang langsung sirna bila ada secercah sumber cahaya. Begitulah kejahiliahan para pembuat fitnah, dia ada hanya karena sumber cahaya tidak ada. Tapi sebagaimana fitrah kejahatan, mereka akan saling melindungi satu dengan lainnya. Ta'awanu 'alal itsmi wal udwan. Bahkan Allah sudah memberitakan jauh hari bahwa mereka saling melindungi dalam kezaliman, koalisi kejahatan yang dengannya justru timbul kemudharatan dan kerusakan yang sangat besar.
Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar. (Al-Anfaal: 73)
Kedua tipe fitnah diatas relatif damai, belum ada intimidasi fisik disana. Hanya sekedar teror verbal. Bila kedua tipe teror diatas belum cukup menghabisi langkah duat dalam perjalanan dakwahnya, maka fitnah selanjutnya terus berlanjut.

Fitnah Ketiga: Embargo ekonomi
Embargo ekonomi paling nyata dirasakan oleh Bani Hasyim dan Bani Muthalib di tahun ke-7 kenabian. Masyarakat Quraisy menyatakan pemutusan hubungan ekonomi, pelarangan pernikahan dengan kedua suku tersebut dan berdamai dengan mereka. Setiap ada kafilah dagang masuk ke mekkah, serta merta pembesar Quraisy memborong seluruh bahan pangan dan memaksa pedagang agar menjual barang dagangannya ke Bani Hasyim dan Muthallib dengan harga yang tinggi.
Pada era modern, senjata embargo sering dipakai oleh barat (baca: Amerika dan Sekutunya) untuk menghajar siapapun yang tidak sepaham dengannya. Irak, Iran, Sudan, hingga Indonesia pernah merasakan embargo darinya. Dari awal 2000-an Indonesia sudah mengalami embargo suku cadang militer dari Amerika hingga memaksa pemerintah mengandangkan 3 pesawat F-16 nya. Di kemudian hari pemerintah lebih memilih untuk membeli Sukhoi Rusia demi mengatasi embargo militer AS ini. Embargo dijatuhkan karena AS merasa militer Indonesia melanggar HAM dalam kasus Timor-Timor lalu.
Tujuan fitnah ini adalah untuk menggoyahkan pendirian, keyakinan dan semangat orang-orang beriman untuk kemudian meninggalkan Rasulullah atau menyerahkannya ke Quraisy untuk dibunuh. Tapi menurut Profesor Muhammad Rawwas Qal'ah dalam kitab Qiraatus Siyasyah Li Sirah An Nabawiyah, peristiwa pemboikotan terhadap Rasulullah SAW dan para pengikutnyajustru mendatangkan kebaikan yang sangat besar. "Sungguh Allah telah memperkuat posisi agama Islam ini melalui orang kafir tanpa disadarinya", ungkapnya.
Embargo terhadap Rasulullah dan para pengikutnya selama tiga tahun telah menjadi pencegah bagi masuknya orang-orang yang memiliki tujuan kotor ke dalam Islam. Tidak mungkin orang-orang yang sangat rakus dengan gemerlapnya dunia akan masuk ke dalam Islam. Sehingga tidak akan masuk Islam, kecuali orang-orang yang hatinya telah terbakar oleh panasnya iman. Dibutuhkan keikhlasan dan kesabaran yang tinggi untuk bisa menjadi pengikut Rasulullah SAW
Bila Fitnah Ekonomi tidak juga mampu untuk membungkam du'at, maka jurus terakhir dilancarkan.
Fitnah Keempat: Perang Fisik
Bila ketiga jenis fitnah diatas tidak mampu untuk menghentikan laju du'at, maka peperangan fisik adalah jurus terakhir yang akan dilancarkan musuh-musuhnya. Perang Badr Kubra adalah perang besar pertama yang dilancarkan Musyrikin Mekkah terhadap Negara Islam Madinah. Al-quran mencatat, tidak seluruh kaum muslimin Madinah saat itu siap untuk berperang. Sebagian mereka dihinggapi rasa takut bahkan enggan berperang: Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dan rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya, (QS Al-Anfaal: 5)
Tapi mereka yang kuat imannya tetap berangkat bersama Rasulullah. Mereka setia dengan pimpinan mereka. Di kala senang dan susah. Bahkan secara khusus, Rasulullah seakan meminta jaminan kesetiaan dari sahabat Anshor, Sejarah mencatat ucapan Sa'ad Bin Muadz yang mewakili seluruh sahabat anshor:
Sepertinya, engkau ragu kepada kami, wahai Rasulullah Dan sepertinya, engkau khawatir bahwa orang-orang Anshar, sebagaimana yang tampak pada pandanganmu, tidak akan menolongmu, kecuali di ngerinya. Saya bicara atas nama orang Anshar dan memberi jawaban berdasarkan sikap mereka. Berangkatlah bersama kami, sesuai dengan yang apa engkau kehendaki. Ikatlah tali siapapun yang engkau kehendaki dan putuskanlah ikatan siapa saja yang engkau kehendaki. Dan ambilah dari harta kekayaan kami yang engkau kehendaki. Dan berikanlah yang mana saja yang engkau kehendaki. Apa saja yang engkau ambil, niscaya lebih kami sukai daripada yang engkau tinggalkan. Demi Allah, kalau seandainya engkau menempuh perjalanan bersama kami hingga ke barak Al Ghamad (Kota Habasyah), kami semuanya akan tetap bersamamu.
Demi Allah, kalau seandainya engkau mengajak kami untuk menyebrangi lautan sekalipun, pasti kami akan lalui bersamamu.
Atas ijin Allah, pasukan muslimin meraih kemenangan gemilang di medan Badr.

Apel Haram

Cerita ini dari Mesir. Pencerita bilang dia lagi shalat tahiyatul masjid, khusu’nya keganggu oleh bau asep rokok yang kuat banget, setelah salam dia tahu dimana asal bau itu, dari orang yang bibirnya saja item karena rokok. Dia ngomong ke dirinya, “nanti selesai solat gue mao ngomong ama tuh orang.” Tapi ngedadak ada anak kecil sembilan taunan umurnya masuk mesjid, duduk disamping perokok itu. Dan si anak itu mencium bau asap rokok juga, kemudian mereka terdengar ngobrol.
Anak: Assalamu’alaikum paman, paman orang mesir?
Perokok: ya betul aku orang mesir.
Anak : Paman kenal Syeikh Abdul Hamid Kisyk?
Perokok: ya kenal.
Anak : Paman juga kenal Syeikh Jaad al-Haq?
Perokok: ya kenal juga.
Anak : Paman juga kenal Syeikh Muhammad al-Ghazali?
Perokok: ya aku juga kenal.
Anak : Paman pernah dong mendengar pendapat dan fatwa-fatwa mereka?
Perokok: ya dengar juga.
Anak : Mereka itu ulama dan syeikh yang berkata bahwa rokok itu haram, kenapa paman menghisapnya??
Perokok: Ngga, rokok ngga haram.
Anak : Haram paman, bukankah Allah mengharamkannya: وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الخَبَائِثِ (Allah mengharamkan yang buruk-buruk bagi kalian) apakah paman waktu ngerokok baca bismillah dan baca alhamdulillah waktu selesainya??
Perokok: Ngga, rokok ngga haram, mana ada ayat al-Quran yang berbunyi وَيُحَرِّمُ عَلَيْكُمُ الدُخَانَ (Allah mengharamkan rokok bagimu).
Anak : Paman, rokok itu haram seperti haramnya apel!!!
Perokok: (sambil marah) Apel haram!!! Bagaimana kamu bisa menghalalkan dan mengharamkan itu.
Anak : Coba paman tunjukkan ayat وَيُحِلُّ لَكُمُ التُّفَاحَ (Allah menghalalkan apel)!
Perokok itu sadar diri dan diam, ngga keluar lagi kata-katanya, seterusnya dia nangis dan waktu solat juga dia nangis. Sehabis solat perokok itu deketin si anak kecil, sang da’i yang nyadarin dirinya, terus janji, “nak, paman berjanji kepada Allah tidak akan ngerokok lagi sampai akhir hidup paman.”

Puisi Tifatul Sembiring: Doa Buat Ummu Umar, Yoyoh Yusroh

dakwatuna.com – Beruntunglah manusia yang selama hidupnya memberi keteladanan seperti Yoyoh Yusroh. Doa tak putus dari orang-orang yang ditinggalkannya. Mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring pun termasuk orang di dalam barisan yang berduka atas kepergian Umu Umar.
Untuk mengenang kepergian Yoyoh Yusroh, Menteri Komunikasi dan Informatika ini menyempatkan diri menulis puisi. Dan inilah puisi untuk Yoyoh Yusroh:
Doa Buat Ummu Umar, Yoyoh Yusroh
Kepergianmu…
Menguras air mata kami
Kala kau menghilang di malam itu
Antara percaya dan tidak
Secepat itukah berlalu
Tanpa kata perpisahan
Dan ucapan selamat jalan
Mengapa yah, duka ini, seakan lekat di dada
Telah ku usap, tak jua menjadi reda
Padahal semasa hayatnya, kerap tidak sempat menyapa
Allah lebih tahu taqarrabmu
Kami jadi saksi wara’ mu
Kadang terungkap keluguanmu
Bisik tilawah mendengung di rumahmu
Khudhu’ wajahmu dalam khusu mahdhahmu
Keberanianmu membungkam busung dada kami
Datang ke Gazza hanya sebagian kecil bukti
Demo jilbab dibebaskan, engkaulah yang mulai
Tulusmu seperti Zaenab Ghazali
Semangatmu seperti Maryam Jamilah
Rindumu jumpa dengan Khadijah, juga shahabiyah
Shaummu yang jarang terlewatkan
Anak banyak tidak halangi langkah dakwahmu
Suami yang bersahaja setia mendampingi, hingga penghujung nafasmu
Hanya doa kupanjatkan
Allah mohon kabulkan
Ampunkan ya Allah
RidhaMu ya Allah
Hiya min ahlil khair ya Allah
Min ahlil khair ya Allah
Min ahlil khair ya Allah
Kami saksinya ya Allah
Kasihi ya Allah
Mudahkan ya Allah
Lapangkan ya Allah
Sebab ia tidak pernah mempersulit
Ringankan ya Allah
Sebab ia tidak pernah memberatkan kami ya Allah
Maafkan ia ya Allah
Sebab dia tidak pernah dendam ya Allah
SyurgaMu ya Allah
SyurgaMu ya Allah
Kami mohon ya Allah
Kasih sayangMu ya Allah
Engkau Maha Kuasa ya Allah
Allaaahhhh!!!

PELAJARAN HIDUP

INGATKAH! Setitik air susu bunda, telah menghantarkan engkau sehingga bisa seperti sekarang ini. Itu baru setitik air susunya, belum lagi kasih sayangnya sampai-sampai Rasulullah mengingatkan 3 kali harus lebih memperhatikan ibunda. Karena ...dengan kasih sayangnyalah kita bisa mengapai apa yang ada saat ini dengan semua iringan doanya.

JIKA BELIAU MASIH ADA, JANGAN LUPA MEMBERIKAN KASIH SAYANGMU LEBIH DARI YANG PERNAH KAU BERIKAN SELAMA INI

PELAJARAN HIDUP
Saat kau berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu. Sebagai balasannya, kau menangis sepanjang malam.
Saat kau berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan. Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu.
Saat kau berumur 3 tahun, memasakkan semua makananmu dengan kasih sayang. Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai.
Saat kau berumur 4 tahun, dia memberimu pensil berwarna. Sebagai balasannya, kau coret-coret dinding rumah dan meja makan
Saat kau berumur 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang mahal dan indah. Sebagai balasannya, kau memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah.
Saat kau berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah. Sebagai balasannya, kau berteriak."NGGAK MAU!!"
Saat kau berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola. Sebagai balasannya, kau lemparkan bola ke jendela tetangga.
Saat kau berumur 8 tahun, dia memberimu es krim. Sebagai balasannya, kau tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu.
Saat kau berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus pianomu. Sebagai balasannya, kau sering bolos dan sama sekali tidak pernah berlatih.
Saat kau berumur 10 tahun, dia mengantarmu ke mana saja, dari kolam renang hingga pesta ulang tahun. Sebagai balasannya, kau melompat keluar mobil tanpa memberi salam.
Saat kau berumur 11 tahun, dia mengantar kau dan teman-temanmu ke bioskop. Sebagai balasannya, kau minta dia duduk di baris lain
Saat kau berumur 12 tahun, dia melarangmu untuk melihat acara TV khusus orang dewasa.
Sebagai balasannya, kau tunggu dia sampai di keluar rumah
Saat kau berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut, karena sudah waktunya Sebagai balasannya, kau katakan dia tidak tahu mode.
Saat kau berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kempingmu selama sebulan liburan Sebagai balasannya, kau tak pernah meneleponnya.
Saat kau berumur 15 tahun, pulang kerja ingin memelukmu. Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.
Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya. Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.
Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman
Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.
Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama.
Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.
Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, "Dari mana saja seharian ini?" Sebagai balasannya, kau jawab, "Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!"
Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Sebagai balasannya, kau katakan,"Aku tidak ingin seperti Ibu."
Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.
Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furnitur untuk rumah barumu. Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furnitur itu.
Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan. Sebagai balasannya, kau mengeluh, "Aduuh, bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?"
Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai penikahanmu. Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.
Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu.
Sebagai balasannya, kau katakan padanya, "Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!"
Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat. Sebagai balasannya, kau jawab, "Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu."
Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu. Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.
Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena 'mereka' datang menghantam HATI mu bagaikan palu godam.

JIKA BELIAU MASIH ADA, JANGAN LUPA MEMBERIKAN KASIH SAYANGMU LEBIH DARI YANG PERNAH KAU BERIKAN SELAMA INI

Mei 25, 2011

Kesaksian Ustadz Hilmi Aminudin atas Ustadzah Yoyoh Yusroh (alm)

Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un tsumma Innalillahi wa inna ilaihi raji’un tsumma Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Alhamdulillah wash sholatu was salamu ‘ala rasulillah wa ‘ala alihi wasohbihi wa ma walah.
Wa qolallahu azza wa jalla fi kitabihil aziz, a’udzubillahi minasy syaitanir rajim,
wa likulli ummatin ajal, faidza ja-a ajaluhum la yasta’khiruna saah – wa la yastaqdimun.
wa qola: kullu nafsin dza-iqatul maut, wainnama tuwaffauna ujurakum yaumal qiyamah, fa man zuhziha ‘anin naari wa udkhilal jannata fa qad faza. Wa mal hayatud dunya illa mata’ul ghurur.
wa qola: minal mukminina rijalun shodaqu ma ‘ahadullaha alaihi, fa minhum man qadla nahbahu wa minhum man yantazhir, wa ma baddalu tabdilaa.
Shodaqollahu azhim
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah swt,
Saya diminta untuk mewakili keluarga besar almarhumah ustadzah Yoyoh Yusroh dan keluarga besar ayahanda beliau, ayahanda almarhumah, KH Abdushshomad (alm) dan Hj. Siti Aminah ibunda Yoyoh, begitu juga tiga belas anak-anaknya.
Pertama-tama untuk menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada hadirin-hadirat yang telah meluangkan waktu untuk bertakziyah dan mendoakan almarhumah. Mudah-mudahan doanya insya Allah diterima oleh Allah swt.
Jika sebagai manusia ada kekhilafan, ada kesalahan, ada kelalaian mohon dimaafkan. Begitu juga jika ada hutang-piutang yang tidak diketahui keluarga mohon disampaikan kepada pihak keluarga untuk diselesaikan dan atau kemudian jika tidak sempat menghubungi keluarga mudah-mudahan bisa meridhokan, bisa meridhokan sehingga tidak menjadi beban bagi almarhumah.
Hadrin dan hadirat yang dimuliakan Allah swt,
Selain mewakili keluarga besar almarhumah saya di sini juga mewakili keluarga besar jamaah Partai Keadilan Sejahtera yang pada hari ini merasa kehilangan kader terbaiknya, kader yang merintis dari awal pertumbuhan jamaah dakwah ini, gerakan dakwah ini. Dari awal tahun 80 beliau sudah bergabung dengan aktifitas dakwah ini, bergabung dengan penuh semangat wala wal intima', semangat loyalitas dan komitmen. Bergabung dalam gerakan dakwah ini dengan semangat thoat wat tadlhiyyah. Seluruh hidupnya diwakafkan, diserahkan pada dakwah ini. Seluruh perjalanan hidupnya telah bergabung dengan dakwah ini secara totalitas, diberikan untuk dakwah ini. Dalam hal ini kita merasa kehilangan.
Sesungguhnya yang merasa kehilangan bukan hanya jamaah dakwah Partai Keadilan Sejahtera, bukan hanya bangsa Indonesia, tetapi saya sendiri dari sejak pagi menerima takziyah dari segenap penjuru dunia, dari negara-negara ASEAN, dari negara-negara Timur Tengah menyampaiakn takziyah ini. Karena sekali lagi yang kehilangan bukan hanya jamaah dakwah Partai Keadilan Sejahtera, bukan hanya bumi pertiwi Indonesia, tapi ikut kehilangan juga Masjidil Aqsha dengan Baitul Maqdis-nya, seluruh mujahidin-mujahidah di Palestin sudah menyampaikan takziyahnya dan merasa kehilangan. Bukan hanya bumi Indonesia yang kehilangan amarhumah bahkan bumi di mana terletak Masjidil Aqsha-pun merasa kehilangan, bumi para mujahidin-mujahidah yang sampai hari ini sedang dikepung oleh tentara zionisme Israel turut juga merasa kehilangan. Karena beliau selain mewakili jamaah dakwah Partai Keadilan Sejahtera, sebagai anggota DPR juga mewakili bangsa Indonesia hadir di tengah-tengah pejuang mujahidin di Gaza, sehingga mereka pun ikut merasa kehilangan.
Bahkan, baru saja kita juga menerima takziyah dari kesatuan-kesatuan milliter dan kepolisian Indonesia yang sedang bertugas melaksanakan menjaga perdamaian di Sudan di Darfur pun menyampaikan takziyahnya. Semuanya ini adalah merupakan respon atas kehilangan seorang daiyah seorang mujahid/mujahidah dakwah yang telah memperlihatkan dedikasinya untuk apa yang dia yakini, apa yang dia cita-citakan dan apa yang dia perjungkan.
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah swt,
Sekilas bagaimana dakwah ini bertemu dengan beliau, pada akhir tahun – sekitar pertengahan tahun 80 beliau sebagai mahasiswi di IAIN Ciputat, waktu itu masih mahasiswi baru dan kebetulan saya sekali-kali diundang ceramah oleh mahsiswa di sana - mahasiswi di sana, ternyata beliau bukan hanya pendengar ceramah yang baik tapi langsung menginginkan adanya komitmen dengan nilai-nilai yang diceramahkan. Dan sejak saat itulah beliau tidak pernah lepas dengan dakwah ini, dengan segala pengorbanannya. Bahkan ketika rezim Orde Baru memenjarakan saya selama dua tahun beliau terus melakukan langkah-langkah dakwah dan ketika saya keluar dari penjara beliau segera menemui saya lagi dan bergabung lagi, tanpa malu dengan eks tahanan politik. Terus bergabung.
Bahkan ada titik-titik sejarah yang mungkin pada generasi sekarang sulit mengaplikasikannnya. Ketika masuk saatnya beliau harus menikah beliau datang kepada saya dan mengatakan, “Ustadz saya diminta orang tua untuk segera menikah.” Saya katakan, “Insya Allah saya doakan semoga diberikan kemudahan.” “Tapi calonnya minta dicarikan ustadz, saya ingin sesama aktifis dakwah.” “Ada pilihan?” “Tidak ada pilihan. Pilihan jamaah dan pilihan Allah itulah yang akan menjadi pilihan saya.”
Dan segeralah saya mencari-cari siapa yang sudah jadi, sudah tentu pada saat itu masih mahasiswa dan mahasiswi yang iklimnya sulit untuk siap nikah waktu itu. Dalam kesulitan mencari itu akhirnya kita menggunakan logika qum ya Hudzaifah! Lalu yang menyambut panggilan qum ya Hudzaifah, itulah suami beliau yang setia mendampingi beliau sampai sekarang yaitu akhunal fadhil Budi Darmawan. Yang ketika saya minta segera mengasih tahu orang tua beliau di Bandung, bahkan belum tahu nama lengkapnya. Ketika ditanya oleh orang tuanya, “Budi siapa nama calon istrimu?” “Yoyoh.” “Yoyoh apa?” “Belum tahu.” Tapi orang tua Budi Darmawan ini seorang sholih dan sholihah dan menemui saya dan merestui rencana pernikahan bahkan mempersiapkan segala perangkat rumah tangganya dan kemudian sayalah yang melamar beliau kepada KH. Abdushshomad almarhum, yang kemudian juga beberapa hari kemudian menyelenggarakan pernikahannya. Seluruhnya bahkan proses ini sepertinya almarhumah dan akh Budi Darmawan kayaknya belum pernah ketemu sebelum proses ini. Inilah sikap generasi pertama dari yang memegang komitmen dengan dakwah ini. Yang kisah-kisah seperti itu sangat banyak tapi yang sangat menonjol adalah kisah almarhumah ini.
Begitu juga dengan perjuangan-perjuangan, baik sebelum era reformasi dengan segala ketekunannya ekspansi dakwah hampir ke seluruh penjuru Indonesia dan sesudah era reformasi dan kita bersama komponen bangsa yang lain membangun kehidupan berbangsa dan bernegara ini menuju yang lebih baik, almarhumah dengan sangat tekun menjadi legislator dua periode di DPR, Ti Ti...tiga? Tiga periode di DPR, yang periode ketiganya ini belum selesai. Jadi beliau tiga periode ini secara terus menerus berjuang dan membuktikan dedikasi dalam kiprahnya. Bahkan ketika ditugaskan di komisi I, luar biasa perkembangan kiprahnya merambah seluruh dunia yang memerlukan kontribusi Indonesia baik dalam pembebasan Palestina, perdamaian Sudan atau di Lebanon atau di Istanbul hampir tugas-tugas internasional semua beliau laksanakan. Ini sudah barang tentu menjadi suri tauladan bagi kita semua dan beliau tidak pernah dalam melaksankan tugas ini mengeluh biaya dan menanyakan dari mana biayanya? Siapa yang mengurusnya? Tidak! Seluruhnya dimenej dikelola dengan kemampuan semangat ruhul badzlu wat tadlhiyah. Keteladanan inilah yang harus kita ikuti dan kita lanjutkan.
Sudah barang tentu beliau tadi jam 03.30 dipanggil oleh Allah swt untuk insya Allah menikmati pahala dari kerja keras, dari pengorbanan, dari perjuangan, dari jerih payah. Mudah-mudahan insya Allah kita diberi kesempatan oleh Allah swt untuk bergabung dengan beliau kalak di jannatil Firdausi a'la.
Tadi saya bacakan ayat yang menyebutkan minal mukminina rijalun shodaqu ma ‘ahadullaha alaihi, fa minhum man qadla nahbahu wa minhum man yantazhir, dan almarhumah termasuk yang man qadla nahbahu, telah menunaikan tugasnya dan menghadap kepada Allah swt, dan kita termasuk waminhum man yantazhir. Mudah-mudahan kita diberi kekuatan oleh Allah swt utk tetap meneruskan semangat seperti yang dicontohkan oleh almarhumah yaitu semangat wala baddalu tabdilla, tidak pernah mau mengubah keyakinan keimanan dan aqidahnya, tidak pernah mau merubah idealisme sikapnya dan tidak mau merubah minhaj langkah-langkah perjuangannya dan tdk mau merubah ghoyah tujuan perjuangannnya, wa ma baddalu tabdiila, itulah yang diwariskan oleh almarhumah kepada kita. Mudah-mudahan Allah swt pertama-tama menempatkan almarhumah fi maq'adi shidqin ‘inda malikin muqtadir dan mudah-mudahan juga memberikan kepada kita semangat wa ma baddalu tabdiila, istiqomah terus lurus dalam memperjuangkan nilai-nilai yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah swt,
Kisah perjuangan beliau kalau ditulis mungkin berjilid-jilid buku. Silahkan dari saya sebagai pembuka bagi hadirin-hadirat yang mungkin kreatif memunculkan sejarah-sejarah perjuangan dari kader-kader dakwah yang telah qodho nakhbahu yang telah menunaikan tugasnya dengan sungguh benar. Mudah-mudahan insya Allah bisa diwariskan kepada generasi penerusnya terutama putra-putrinya yang insya Allah dalam kesibukannya berjuang tapi insya Allah putra-putrinya tiga belas adalah minash shilihin was sholihat. Dan ini juga membuktikan bahwa kesibukan perjuangan tidak membuat lalai mengurus rumah tangga, begitu juga kesibukan rumah tangga tidak membuat lalai untuk melaksanakan tugas-tugas perjuangan. Ini contoh mempertemukan antara tugas-tugas kerumahtanggaan dan tugas-tugas perjuangan disatupadukan dalam jiwa hidup perjuangan dan pengorbanan yang penuh telah diberikan oleh almarhumah ustadzah Yoyoh Yusroh. Insya Allah, aqulu qouli hadza, astaghfirullaha li wa lakum.
Assalamu ‘alaikum wr wb.

[Translate dari rekaman audio oleh Abu Rasyidah / www.mimbarpenyuluh.com]
Catatan:
Sambutan ini disampaikan dihadapan ratusan pelayat setelah pelaksanaan sholat jenazah atas almarhumah Yoyoh Yusroh di Masjid Komplek Rumah Dinas DPR RI – Kalibata, Sabtu 21 Mei 2011 / 17 J. Tsani 1432, sesaat sebelum diberangkatkan ke Tangerang untuk dimakamkan.
Teks kesaksian ini merupakan hasil translate dari rekaman suara, dan ada beberapa kata yang barangkali tidak sama persis karena suaranya tidak terekam jelas (sepertinya tidak lebih dari 5 kata), tetapi tidak sampai menggangu dari segi isi.
Nada suara ustadz Hilmi Aminudin berat dan beberapa kali sangat nampak kesedihan dan keharuan beliau bahkan hampir pecah tangis.
Dari kalangan jamaah juga sesekali terdengar isak tangis kesedihan dan beberapa kali terdengar takbir mendengar kisah perjuangan almarhum ustadzah Yoyoh Yusroh.

Mei 23, 2011

LEADERSHIP (Kepemimpinan )

Satu modal dasar yang mutlak harus dimiliki hampir semua profesi adalah karakter kepemimpinan. Hampir setiap jenis kerja dipengaruhi dan tergantung pada kepemimpinan (demikian menurut Overton, 2002). Kepemimpinan atau Leadership adalah membuat sesuatu yang kita percayai terjadi. Esensi leadership adalah ‘seseorang melihat kebutuhan untuk bertindak, percaya akan apa yang ia kerjakan, menginspirasi yang lain dan pada akhirnya dapat merubah dunia’. Tugas seorang leader adalah mengambil apa yang dipercayainya; sesuatu yang mengalir keluar dari nilai-nilai inti dirinya, dan membuatnya menjadi kenyataan.

Jadi, setiap kali seseorang berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain, orang tersebut adalah seseorang yang berpotensi menjadi leader dan orang yang akan dipengaruhi berpotensi menjadi pengikut (follower) , tidak perduli apakah orang (pengikut) tersebut adalah atasan, partner, teman, relasi ataupun kelompok. Jadi leadership tidak melulu berbicara tentang posisi sebagai atasan, manajer, komandan, dan sebagainya. Leadership adalah kemampuan menggerakan, mempengaruhi dan menginspirasi orang lain untuk berbuat.

Kedua, kebanyakan kita sering menduga bahwa seorang pemimpin yang berhasil indentik cenderung ramah, berani, tinggi, disukai, pandai bicara dan supel. Tetapi tidak berarti melulu harus seperti itu. Pada kenyataannya, ada pemimpin yang sukses seperti Napoleon berpostur pendek, sedangkan Abraham Lincoln bersifat tertutup. Kesuksesan pemimpin-pemimpin tersebut lebih disebabkan oleh kemampuannya memberdayakan orang lain.

Yang ketiga, bahwa karakter kepemimpinan itu adalah bukan suatu yang jauh dan sukar dicapai oleh seseorang. Bahwa ia bukan saja bisa dipelajari bahkan bisa diinternalisasikan dalam diri seseorang. Kita hanya dituntut untuk mau merubah code DNA kepribadian kita untuk memiliki karakteristik kepemimpinan yang handal tersebut.

Untuk itu ada baiknya kita telaah beberapa teori kepemimpinan dan apa yang bisa kita ambil dari teori-teori tersebut. Yang pertama, Trait theory, teori kepemimpinan telah dikenal sejak tahun 1940-an yang dikenal dengan The Trait Theory sampai pemikiran Bolman dan Deal (2001) tentang Leading with Soul: an uncommon journey of the spirit. The Trait Theory atau Teori Pembawaan berkembang dengan memusatkan pada karakteristik pribadi seorang pemimpin. Teori ini menjadi dasar dari banyak penelitian tentang kepemimpinan, mencatat bakat-bakat pembawaan yang meyakinkan sebagai ciri-ciri pemimpin.

Dari teori ini kita diajarkan untuk menginternalisasikan karakteristik kemanusiaan yang baik dari individual. Berbagai karakteristik pemimpin ideal tersebut adalah seperti Jujur, bisa diandalkan, Kompeten, Berani, Berpandangan jauh, Memperhatikan orang lain, Bisa memberi inspirasi, Kooperatif, Cerdas, Matang, Adil, Berambisi, Berpandangan luas, Tegas, Terus terang, Mengusai diri, Berdaya imajinasi, Setia dan independen. Semua sifat ini adalah sifat yang mulia, baik dan terpuji dilihat dari agama, budaya, adat, ideologi apapun. Artinya seorang yang ingin mempunyai leadership yang prima harus menyerap dan mempunyai sebanyak mungkin karakter-karakter kemanusiaan yang baik (lihat juga Irawan, 2007). Mengapa hal itu perlu?

Tidak lain karakter-karakter itu lah yang kemudian bereaksi dalam kimiawi psikologi, budaya dan sosial seseorang yang menjadikan ia mampu memiliki dedikasi, profesionalitas, pengabdian dan pelayanan secara prima. Hal ini lah yang kemudian mendorong lahirnya kesuksesan. Saya ingin memberikan ilustrasi sederhana tentang bagaimana sikap dedikasi, profesionalitas dan pelayanan ini melahirkan kesuksesan dengan mengambil contoh kasus dibidang majemen perhotelan.

Adalah George Bosch pekerja kecil di hotel kecil di kota kecil, Philladelphia, Amerika. Suatu malam jam 1.30, ia kedatangan sepasang kakek dan nenek dari New York yang ingin menginap di hotelnya George, tapi semua kamar penuh. Sayangnya pula, semua hotel-hotel penuh karena ada 2 seminar besar bersamaan di kota itu. George kemudian tak sampai hati menolak si kakek nenek ini, mereka nampak sangat membutuhkan pertolongan. George mengambil inisiatif mulia, ia persilahkan kamar pegawai yang satu-satunya itu untuk si kakek nenek. Si kakek nenek tertolong. Keesokan paginya, George melayaninya sepenuh hati, membersihkan kamarnya, menyiapkan sarapan, mengangkat koper, mengambilkan taxi untuk kebandara. Di saat si kakek sudah didalam taxy, si kakek berbisik kepada George, "Jika suatu ketika nanti aku mendirikan hotel di New York, aku akan panggil engkau jadi GM disana." Itu saja yang diucapka si kakek dengan penuh rasa haru dan terima kasih yang tak terhingga karena pelayanan George yang excellent itu. Si kakek nenek itu terkesan sekali dengan George. Suatu hari, George mendapat sepucuk surat, setelah ia buka surat itu, bunyinya kurang lebih: "George, ingatkah engkau akan aku, 2 tahun lalu, ketika engkau menolong kakek nenek di malam hari jam 1.30 tanpa tumpangan? Berangkatlah ke New York minggu depan dengan tiket yang sudah aku siapkan." Setibanya di airport New York, si kakek nenek ini gantian yang menjemput si George dan membawanya ke tengah-tengah kota New York, "George maukah engkau mengelola hotelku ini sebagai GM?" Jawab George terheran-heran, tidak percaya: "Apa Tuan? Ini hotel milik Tuan? Yang benar Tuan? Oh..oh..sungguh Tuan?" Benar, George akhirnya bekerja sebagai GM pertama di hotel bintang lima termegah pertama di New York th 1965, yang bernama Hotel Waldrof Astoria New York yang dimiliki oleh kakek itu William Waldrof Astor. Itulah makna indah dari sikap dedikasi, profesionalitas dan pelayanan yang dilakukan secara prima pada hal yang kecil yang kemudian menjelma menjadi keberhasilan/kekuasaan yang besar.

Kedua, Behaviour theory, teori ini lebih memusatkan perhatiannya pada tindakan-tindakan yang dilakukan oleh para pemimpin daripada memperhatikan atribut (karakter) yang melekat pada diri pemimpin itu, yang kemudian membuka jalan bagi timbulnya teori-teori perilaku seperti Managerial Grid dari Robert Blake dan Jane Mouton. Dengan Managerial Grid mereka mencoba menjelaskan bahwa ada satu gaya kepemimpinan yang terbaik adalah gaya manajemen tim sebagai yang terbaik. Bekal yang kita dapat dari pandangan ini adalah bagaimana kemampuan seorang pemimpin bekerja dalam kelompok. Kepemimpinan seseorang bukan hanya tergantung dari sejumlah karakter personal yang dimilikinya sebagaimana yang disampaikan oleh Treat Theory tetapi bagaimana menempatkan dirinya dalam komunitas dan kelompok.

Dari teori ini bekal yang layak kita akomodasi adalah kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam cara berpikir dan perasaan orang lain untuk mensinergikan titik temu pandangan dan sikap nya dengan pandangan orang lain dalam rangka menjalankan misi organisasi atau perusahaan untuk kesejahteraan semua. Hal itu juga berarti karakter kepemimpinan yang perlu diinternalisasikan dalam kerja-kerja kelompok apalagi kerja dengan beragam manusia lintas agama, budaya, adat dan kebiasaan. Untuk itu kita harus mampu mencari titik-titik temu dalam rangka mencapai tujuan organisasi dan mentoleransi titik-titik perbedaannya dengan orang lain untuk meminimalisasi benturan-benturan energi konflik yang tidak perlu. Artinya kita harus melatih diri kita untuk bisa mengakui dan menghargai keberagaman.Tetapi hal itu tidak bermakna indentik dengan perilaku Bunglon, mengapa karena bunglon tidak mempunyai karakter kepribadian yang prima, karakter berubah berdasarkan lingkungan sekitar dalam rangka menjamin kepentingan interest pribadinya. Karakter-karakter kepemimpinan seperti yang telah dikemukakan sebelumnya maka akan mencegah sesesorang memiliki karakter bunglon.

Hal senada dengan teori kepemimpinan ini adalah Gerakan Human Relations – Elton Mayo. Mayo memprakarsai gerakan Human Relation yang menggantikan trend leadership ala Taylor yang memandang manusia sebagai instrumen atau mesin yang dapat dimanipulasi oleh pemimpinnya. Menurut Mayo sangat penting untuk melihat sudut pandang urusan-urusan manusia, dimana sumber kekuatan utama organisasi terletak pada hubungan interpersonal yang berkembang didalam unit kerja. Fungsi leader dalam pandangan Mayo adalah untuk memfasilitasi pencapaian tujuan bersama diantara para pengikut sambil menyediakan kesempatan pada pertumbuhan dan perkembangan individu.

Menurut John C. Maxwell (2001), pemimpin yang mampu menguatkan orang lain berarti pemimpin yang berada pada tahap keempat dari lima tingkat kepemimpinan. Dalam hal ini,pemimpin merasa bertanggung jawab untuk mengembangkan karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Adalah suatu kesalahan besar jika pemimpin dianggap sebagai satu-satunya orang yang bisa melakukan semua pekerjaan dengan sempurna. Oleh karena itu, pemimpin bertanggung jawab untuk mendelegasikan tugas kepada karyawan yang telah dilatih, memberi kesempatan untuk berkembang dengan penuh percaya diri, serta mendorongnya untuk memikul tanggung jawab yang telah diberikan.Covey (1992) menyatakan bahwa Manusia dikaruniai talenta, kecerdasan,kecerdikan dan kreativitas untuk menjadi pemberdaya. Pemimpin harus dapat melakukan penggalangan sejati terhadap suatu visi bersama dan bekerja dengan banyak orang. Pemimpin harus mampu menyatukan kumpulan ketrampilan dari sinergi keadaan pikiran (mindset) dari keadaan saling tergantung. Bila pada masa lalu pemimpin diartikan sebagai seseorang yang memberi perintah namun kecenderungan yang terjadi sekarang dengan makin berkembangnya kesadaran akan demokrasi, pemimpin justru dituntut untuk memiliki gaya kolaboratif dan partisipatif .

Ketiga, Situational Theory, teori ini mengatakan bahwa pembawaan yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah berbeda-beda, tergantung dari situasi yang sedang dihadapinya. Bahwa seseorang menjadi pemimpin kelompok tidak berkaitan dengan kepribadiannya, melainkan sangat berkaitan dengan berbagai faktor seperti rentetan kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan yang mengelilingi kelompok itu. Dengan kata lain, seorang pemimpin adalah seseorang yang berada di suatu tempat yang tepat pada waktu yang tepat.Tetapi teori ini pun tidak menjawab pertanyaan mengapa seorang anggota kelompok muncul sebagai pemimpin sementara yang lain tidak, atau mengapa seorang pemimpin terbukti lebih baik dalam beberapa situasi dan kurang berhasil pada situasi yang lain.

Teori ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa pada masing-masing keadaan organisasi dan tujuan organisasi itu menuntut jenis kepemimpinan tertentu. Oleh karena itu setiap kita ketika bergabung dan bekerjasama dalam satu entitas organisasi bisnis, sosial atau apapun harus selalu membekalkan dirinya dengan beragam ilmu, ketrampilan dan kapasitas yang menempatkan ia dalam posisi yang siap untuk ditempatkan dalam posisi kepemimpinan dalam organisasi tersebut.

Terlebih-lebih dalam kehidupan global seperti kekinian kita ketrampilan dan ilmu yang maching dengan tuntutan global menjadi niscaya pula. Penguasaan tentang bahasa dan budaya global, kecenderungan perilaku masyarakat dari sisi ekonomi, budaya, politik dan ekonomi dan tidak gagap teknologi terhadap teknologi standar adalah beberapa diantara keniscayaan tersebut.

Keempat, Interactional Theory. Pendekatan interaksionis (Interactional Theory) menyatakan bahwa ciri-ciri individual dan situasi tempat kelompok berada, kedua-duanya menentukan siapa yang menjadi pemimpin. Akibat teori ini kemudian timbul pandangan yang menyatakan bahwa pemimpin-pemimpin itu terlahir (born) dan terbentuk (made), karena pemimpin itu memerlukan kemampuan dan ketrampilan tertentu, tetapi bila situasi dan kebutuhan kelompok berubah, demikian pula orang yang diterima sebagai pemimpin juga berubah.

Dari teori ini kita mendapat pelajaran bahwa kepemimpinan itu adalah proses yang panjang. Sebenarnyalah kepemimpinan tidak bisa dihasilkan secara instant. Dalam meraih suatu karir atau mempertahankan posisi strategis dalam organisasi, secara konsisten para pemimpin atau atasan sebuah organisasi perusahaan belajar bagaimana cara me-manage sekelompok orang dalam lingkup organisasi. Mereka mempelajari teknik kepemimpinan dan manajemen dari para senior atau pemimpin perusahaan yang sudah berhasil. Untuk mendapatkan jabatan atau kedudukan yang penting dalam karir dan organisasi, seseorang harus merangkak dari bawah ke atas. Dia yang ingin memetik buahnya memang harus mendaki. Dalam organisasi atau perusahaan etika dasarnya sebelum memegang sebuah komando setiap anggota harus belajar patuh, berjuang untuk berprestasi. Selain kejujuran, solidaritas dan kesetiaan merupakan etika yang harus dijaga antar anggota organisasi. Dalam organisasi bisnis modern, solidaritas dan kesetiaan dapat diartikan menjadi kebersamaan, loyalitas serta sense of belonging atau rasa memiliki terhadap perusahaan. Setelah menjalani jenjang perjalanan asam garam yang memadai tersebut seseorang sebenarnya telah memenuhi kelayakan dinobatkan oleh menjadi pemimpin organisasi dan perusahaan.

Masih banyak lagi kajian tentang kepemimpinan berdasarkan pandangan para pakar. Tetapi yang perlu kita garis bawahi dari semua pandangan dan teori tentang kepemimpinan tersebut adalah bagaimana kepemimpinan seseorang tersebut menjadi bernas dan efektif untuk mencapai target dan tujuan-tujuan organisasi. Mengapa? Karena seorang pemimpin itu adalah problem solver.

Seorang pemimpin adalah problem solver. Beragam teori dan pandangan tentang kepemimpinan yang kita ketahui adalah untuk membekali diri kita bagaimana menjadi Seorang problem solver yang baik, yang menguasai permasalahan yang dihadapinya dan mampu menyelesaikan secara sistematis dan tuntas. Kemampuan problem solving akan hadir secara prima dan membumi dalam diri jika anda terlatih memecahkan beragam kasus-kasus dunia nyata yang kemudian membentuk core competitionnya sebagai pemimpin. Oleh karena itu menjadi pemimpin pasti butuh waktu. Semakin muda usia seseorang ditempa untuk memecahkan kasus-kasus kehidupan dunia nyata, maka semakin muda pula usianya ketika ia layak menjadi pemimpin. Oleh karena itu asalah selalu kemampuan problem solving anda, dengan cara langsung berhadapan dengan masalah-masalah kehidupan didunia nyata, dari sekarang dan dari hal-hal yang kecil dan dimulai dari yang terdekat (diri sendiri, keluarga, masyarakat/organisasi).

Mei 22, 2011

Kesaksian Para Tokoh Mengenang Kebaikan Ustadzah Yoyoh

Usai mensholatkan jenazah (alm) Yoyoh Yusroh, Ust. Hilmi Aminuddin (Ketua Majlis Syuro DPP PKS) menceritakan kisah hidup bunda Yoyoh. Terbata-bata. Sembab. Ust Hilmi bertutur:

“Saya kenal sejak pertengahan 80-an, saat beliau masih mahasiswi IAIN Ciputat. Tak hanya mendengarkan ceramah, Yoyoh komitmen untuk ikut dalam gerakan dakwah. Dia tak hanya mendengar tapi berbuat.”

“Ketika saya dipenjara Soeharto Orba 2 tahun, dia sabar terus dakwah. Keluar penjara, saya dilapori perkembangan dakwah dari beliau.”

"Suatu saat ketika sudah siap untuk menikah Yoyoh meminta dicarikan. Yoyoh bilang "yang menjadi suami saya adalah yang dipilih oleh jama'ah dan da'wah."

“Kehilangan Yoyoh adalah kehilangan bagi dakwah internasional. Saya dapat ucapan takziah dari seluruh dunia. Dari jalur Gaza, mujahidin Palestina semua berdoa utk almarhumah. Pasukan perdamaian TNI di Darfur Sudan juga kirim takziah.”
(hilmi+aminuddin)
(Yoyoh menjadi anggota dewan 3 periode sejak 1999. Pernah di komisi pendidikan, agama, terakhir di Komisi I (militer dan internasonal). Yoyoh berhasil menembus blokade Israel dan membawa bantuan masyarakat Indonesia ke jalur Gaza dan membantu buat rumah sakit di Gaza. Begitu pula di Sudan dengan misi perdamaian.)


Tak hanya anggota fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saja yang merasa kehilangan sosok almarhumah Yoyoh Yusroh. Anggota Partai Demokrat Ruhut Sitompul juga mengatakan sangat kehilangan atas kepergian wanita yang dikenal bersahaja tersebut.

“Orang baik memang selalu cepat dipanggil,” ujarnya saat ditemui di rumah duka, di Komplek DPR, Kalibata, Sabtu (21/5).

Menurutnya, Yoyoh adalah sosok yang sangat bersahaja. Ia juga dikenal mudah bergaul dengan siapa saja. Tak hanya kerap memperhatikan kinerja anggota fraksinya saja, Yoyoh juga sering memberikan motivasi pada fraksi lain.

“Orangnya sangat familiar. Di DPR juga ia bergaul dengan semua,” tambah Ruhut.

Pria kelahiran Medan tersebut juga menuturkan Yoyoh yang memiliki 13 anak juga berhasil dalam mendidikan putra putrinya. Ia menilai, semua anak dari Yoyoh merupakan sosok yang berhasil. (Republika)


Cerdas, Santun dan Rendag Hati. Inilah penilaian Tantowi Yahya ketika menggambarkan sosok Yoyoh Yusroh. Sebagai sesama anggota komisi I DPR RI yang membidangi masalah internasional, anggota dari fraksi Golkar itu sangat mengagumi Yoyoh.

Ditemui di lokasi persemayaman almarhumah, di komplek perumahan DPR, Kalibata, Jakarta Selatan, Tantowi mengaku sangat terkesan dengan sosok almarhumah. “Beliau adalah sosok yang sederhana, bersahaja, dan cerdas.”

Menurut Tantowi tidak ada sifat–sifat sirik dan benci yang biasa dimiliki oleh seorang politisi terhadap temannya dalam satu komisi. “Bagi bu Yoyoh, tidak ada kompetisi dalam teman sesama anggota satu komisi,” Hal ini diketahui Tantowi setelah bergaul dan bekerja cukup lama dengan ibu tiga belas anak tersebut. “Selain itu, beliau juga bukan orang yang pelit pujian. Kalau ada orang yang bertanya dan pertanyaan tersebut bagus, maka beliau langsung memujinya.”

Tantowi juga menambahkan, sebagai orang yang terhitung baru di dalam komisi I DPR RI, Yoyoh termasuk orang yang mudah beradaptasi dengan tugas pokok dan teman sesama anggota komis. “Padahal tugas pokok komisi I dan komisi VIII tempat beliau semula sangat berbeda,” ujarnya.

Menurut Tantowi, tidak hanya PKS saja yang kehilangan sosok wanita yang meninggal pada usia 49 tahun itu, tapi juga seluruh bangsa Indonesia. Almarhumah juga dinilai sebagai sosok yang sangat fokus terhadap isu Timur Tengah dan ketenagakerjaan. “Kalau untuk Timur Tengah, beliau sangat fokus terutama pada isu Palestina,”. Sedangkan untuk isu ketenagakerjaan, Tantowi menilai kepedulian Yoyoh disebabkan karena banyaknya jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. (Republika)



"Kalau kita pernah ngobrol dg ustadzah Yoyoh Yusroh mk pasti kita akan merasakan semangat dakwah yg begitu menyala-nyala. insya Allah nyala semangat beliau akan terus diwarisi oleh mujahidah2 dakwah lain, termasuk yg blm lahir. selamat jalan, mujahidah yg istiqamah.. (Abdul Wahid Surhim, Kaderisasi DPP)

HELVY-TIANA-ROSA
48 jam sebelum wafat, Ustadzah Yoyoh Yusroh sms pada seorang sahabatnya:
"Ya Rabb, aku sedang memikirkan bagaimana posisiku kelak di akhirat.... Mungkinkah aku brdampingan dg Khadijah ummul mukminin, atau Aisyah yang hafal 3500 hadits atau Ummu Sulaim yang sabar, atau Asma’ yg pandai menyiapkan kendaraan perang suami dan menyemangati putranya utk jihad. Ya rabb, tolong beri kekuatan agar bs berbincang dg mereka kelak di taman firdaus."

Ini sms #Bunda Yoyoh 48 jam sblm wafat.

"Dan saya bersaksi, ia adalah salah satu hambaMu yang paling hamba, ya Rabb. Sungguh, saya tak pernah mengenal muslimah lain di negeri ini yang hidupnya lebih produktif dan efektif daripada beliau. Semoga Engkau memberi beliau tempat terbaik dan terindah di sisiNya. Amin." (Helvy Tiana Rosa)

aboe-bakar-alhabsy300225
"Ya Allah ya Rabb, Sy aboebakar alhabsyi bersaksi bahwa ustadzah yoyoh yusroh adalah min ahlilkhoir dan seorang mujahidah daiyah." (Aboe Bakar Al-Habsy, aleg PKS DPR RI)


"Ya ALLAAH dg segala kelemahanku aku bersaksi bhw ustzh Yoyoh adalah Da'I n Mujahidah, ikhlas berjuang, rendah hati n jauh dari riya n sum'ah." (Nabiel Al-Musawa, aleg PKS DPR RI)


Enam tahun yang lalu saya dan istri bertemu seorang ibu yang baik hati dalam penerbangan b.aceh-medan, beliau menyapa kami "kalian pengantin baru kan?" Saya dan istri mengangguk tersenyum malu tidak menyangka ada yang mengenal kami berdua sebagai pengantin baru. Beliau bertanya lagi "kalian relawan tsunami Aceh kan?". "Betul Bu". Saya pun semakin bingung kok beliau banyak tahu tentang kami. Beliau memperkanalkan diri "Saya Ibu Yoyoh". Masya Allah seorang tokoh muslimah dari PKS begitu akrab menyapa kami. Itulah awal kami mengenal beliau. Hari ini Bu Yoyoh sudah kembali ke pangkuan ilahi, Innalillahi wa inna ilaihi Rajiun. (Wahyu de Mattawang)


Salim A Fillah (twit):

• Hanya berkesempatan beberapa kali jumpa Bunda Yoyoh, saya selalu berada dalam perasaan antara takjub & malu. Satu saat, sebelum suatu acara di mana #Bunda #Yoyoh & P' Budi Dharmawan menjadi pembicara serta saya sebagai moderatornya;

• Di belakang panggung tersaksikan suami-isteri itu bergandengtangan, saling bertatap sambil tersenyum, & saling menyimak-ulang hafalan Al Quran! MasyaaLlh.

• Saya bertanya, berapa Juz masing-masing mereka membaca Al Quran seharinya? Kata Bunda Yoyoh, "Sangat kurang dibanding apa yang harus kami penuhi selayaknya. Hanya 3 Juz."

• Saya: "Bukannya P' Budi & Bunda Yoyoh sibuk sekali, bagaimana bisa menyempatkan sebanyak itu?"

• "Justru karena sibuk & banyak hadapi aneka persoalan serta begitu beragam manusia, maka HARUS memperbanyak Al Quran", kata Bunda Yoyoh.

• Saya juga ingat, P' Budi kalau memanggil Bunda Yoyoh, "Istriku, Cintaku, Kasihku, Sayangku, Yoyoh yang Shalihah!", pun di forum itu.

• Saya bertanya, bagaimana kiat mendidik 13 putra dengan kesibukan seperti Bunda Yoyoh? Jawab beliau; "Mereka milik Allah, kami hanya dititipi. Kami selalu mohon bantuan Pemiliknya untuk menjaga mereka, mendoakan kebaikan di manapun berada. Selebihnya seperti dalam QS An Nisaa' ayat 9, cara membesarkan anak adalah dengan mewujudkan taqwa dalam 'amal & jujur dalam kata."

....

"Sungguh elok Allah berikan kematian beliau. Tdk saja dalam ta'at dlm ibadah, tetapi ta'at kpd manhaj dan jama'ah. Sungguh beruntunglah duhai Bunda." (Irwan Dahlan)

....

"ya ALLAH...jadikan anakku mewarisi keperibadiannya...(ibu yoyoh) amiiin....semoga ALLAH mengganti1000 orang seperti beliau untuk PKS....AMIIN." (Akhmad Kholil)

....

Kesaksian wartawan detik.com (Ramadhian Fadillah) sbgmn dimuat di detik.com:
http://www.detik.com/image/logodetikcom.gif
Dalam tes uji kelayakan calon Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, seorang anggota FPKS meminta agar Panglima TNI memperbolehkan wanita TNI boleh berjilbab. Hal ini sudah diterapkan di Aceh, dan tidak menjadi masalah.

"Kalau bisa wanita bisa berpakaian sesuai aturan agama. Ini tidak akan mengganggu tugasnya," katanya saat itu.

Wanita itu anggota FPKS, Yoyoh Yusroh.

Penulis ingat itu pertama kali penulis berkenalan dengan beliau. Beberapa hari kemudian penulis ditugaskan kantor untuk meliput rombongan Viva Palestina yang akan tergabung dalam Lifeline 5. Kebetulan Ibu Yoyoh memimpin rombongan Viva Palestina dari Indonesia. (Bu Yoyoh berhasil menembus Gaza, sedang penulis tidak berhasil dan kembali ke Jkt)

Penulis bertemu terakhir dengan Ibu Yoyoh saat diundang harian Republika. Beliau mengajak seluruh rombongan untuk bertemu. Dia bercerita bagaimana kondisi di Gaza, semangat orang-orangnya dan optimisme mereka menjalani hidup. Beliau juga bercerita pria-pria berwajah teduh yang menyerahkan hidupnya untuk mempertahankan Palestina. Menjadi Jundullah atau tentara Allah.

Penulis duduk di pojok. Menunduk, menahan air mata mendengar beliau dengan semangat menceritakan itu semua.

Ibu Yoyoh bilang, dia masih ingin kembali ke Palestina. Melakukan tindakan kemanusiaan di sana. Tapi Allah rupanya berkehendak lain. Beliau meninggal saat kecelakaan dini hari tadi.

Hari ini, PKS kehilangan tokoh terbaiknya. Umat Islam di Indonesia juga kehilangan seorang pejuangnya.

Dan samar, entah dari mana penulis mendengar sebuah lagu.. We will not go down in the night without the fight, we will not go down in Gaza tonight..

Selamat jalan Ibu Yoyoh..