MAKNA PEMBELAJARAN PAIKEM
Para ahli pendidikan berpendapat bahwa proses pembelajaran di sekolah
sampai saat ini cenderung berpusat kepada guru. Tugas guru adalah
menyampaikan materi-materi dan siswa diberi tanggung jawab untuk
menghafal semua pengetahuan. Memang pembelajaran yang berorientasi
target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat
dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan
masalah dalam kehidupan jangka panjang. Belajar akan lebih bermakna jika
anak mengalami apa yang mereka pelajari bukan mengetahuinya, oleh
karena itu para pendidik telah berjuang dengan segala cara dengan
mencoba untuk membuat apa yang dipelajari siswa disekolah agar dapat
dipergunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari
Pengertian Pembelajaran Paikem
PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inspiratif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Dalam PAIKEM digunakan
prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran berbasis
kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi
pencapaian kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil
pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat
diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.
Tujuan Pembelajaran Paikem
Pembelajaran berbasis PAIKEM membantu siswa mengembangkan kemampuan
berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical
dan creative thinking). Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar
secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah
menarik keputusan, member keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian
ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan
kemurnian (orginality ), ketajaman pemahaman ( insight ) dalam
mengembangkan sesuatu (generating ). Kemampuan memecahkan masalah
merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dalam pembelajaran
pemecahan masalah, siswa secara individua
atau kelompok diberi tugas
untuk memecahkan suatu masalah. Jika memungkinkan masalah
diidentifikasi dan dipilih oleh siswa sendiri. Masalah yang
diidentifikasi hendaknya yang penting dan mendesak untuk diselesaikan
serta sering dilihat atau diamati oleh siswa sendiri, umpamanya masalah
kemiskinan, kejahatan, kemacetan lalu lintas, pembusukan makanan, wabah
penyakit, kegagalan panen, pemalsuan produk, atau soal-soal dalam
setiap mata pelajaran yang membutuhkan an alisis dan pemahaman tingkat
tinggi, Dsb..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar